What do you think?
Rate this book
214 pages, Paperback
First published January 1, 1975
bunuhlah dahulu harimau dalam dirimu β�.
Sebuah novel fiksi karya Alm. Mochtar Lubis seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia yang telah menerima beberapa anugerah sastra. Jujur saat membaca dibagian awal saya merasa enggan untuk membacanya karena belum ada konflik. Seiring bertambahnya halaman dan berganti bab benar saja konflik mulai muncul dan akhirnya saya pun hanyut dalam keseluruhan rangkaian ceritanya. Novel ini cukup tipis dengan 220 halaman sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Dibalik cover yang kuno dan gaya bahasa serta pengejaan yang baku menyimpan pesan moral dan religius yang membuat pembaca seakan tertampar dengan cerita di novel ini.
Dibuka dengan pengenalan tokoh, mulai dari latarbelakang, watak, karakter dan usia yang dijelaskan secara gamblang oleh penulis. Semakin menarik dengan bumbu konflik yang bermunculan dari awal konflik ramalan si pendongeng, luapan isi hati Siti Rubiyah pada Buyung, sampai puncak konflik Perburuan para pengumpul damar oleh harimau. Bagian yang cukup menarik dari novel ini adalah saat Pak Balam salah seorang pengumpul damar menjadi korban pertama si nenek(harimau) kelaparan yang membuat para pengumpul termasuk pak Balam sendiri mengakui dosa-dosnanya, karena merasa kalau harimau yang menerkamnya adalah harimau siluman yang dikirim Tuhan untuk menghukung mereka atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Kalimat yang menjadi kunci utama Buyung dan Sanip untuk mengalahkan harimau yaitu kata terakhir yang diucapkan pak haji sebelum wafat "Bunuhlah harimau dalam hatimu sendiri" yang mana kalimat itu bisa juga kita jadikan pedoman untuk menjalani hidup saat ini.
Novel ini sangat direkomendasikan bagi orang-orang yang hilang harapan dalam hidupnya, atau mungkin diperuntukkan untuk pemuda yang sedang mencari jati diri, seperti cerminan seorang buyung dalam novel ini. Sekilas novel ini juga mampu dijadikan kopi hitam bagi para pemimpin yang dicerminkan oleh pribadi Wak Katok. Hal yang menurut saya bernilai kurang dalam novel ini ialah penulis sempat menulis naluri liar lelaki dalam novelnya yang mungkin tulisan tersebut kurang baik untuk dibaca oleh anak dibawah umur. Tulisan tersebut mendeskripsikan bagian-bagian tubuh wanita secara gamblang dan juga menuliskan hasrat nafsu para lelaki terhadap perempuan. Terlepas dari itu, Segala bentuk sifat-sifat asli manusia yang pernah dituangkan oleh penulis dalam karyanya βManusia Indonesiaβ� yang sangat kompleks, dituangkan kembali dan dikemas dengan epic dalam novel yang singkat ini. Namun secara garis besar novel ini mudah untuk dipahami dan memiliki nilai pendidikan karakter yang baik.