saya tidak ingin mengatakan ini buku yang menyampaikan 'akal sehat' karena buat mereka yang mencari cek kosong ke surga, apa yang mereka lakukan juga saya tidak ingin mengatakan ini buku yang menyampaikan 'akal sehat' karena buat mereka yang mencari cek kosong ke surga, apa yang mereka lakukan juga sesuai 'akal sehat'...mereka.
Sambutan atas buku ini mengejutkan karena ternyata selama ini 'silent majority' tidak terwakili oleh arus utama media, yang lebih senang mengabarkan sensasi....more
Selalu ada jarak antara berita dan realita. Boleh saja seorang reporter memberikan laporan langsung sambil merendam dirinya didalam air ditengah hujanSelalu ada jarak antara berita dan realita. Boleh saja seorang reporter memberikan laporan langsung sambil merendam dirinya didalam air ditengah hujan untuk meyakinkan pemirsanya tentang pengalaman tangan pertama musim banjir, tetap saja ada jarak dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh warga yang rumahnya terkena banjir.
Demikian juga jarak antara Berita dan Agus Weng. Buku Selimut Debu ini adalah tentang perjalanan Agus Weng yang ingin memperkecil jarak antara berita dan realita Afganistan.
Jauh sebelum masehi sampai abad pertengahan para penakluk dan penjelajah besar; mulai dari Alexander Agung, Marco Polo, Jengis Khan, dan tokoh sekte-sekte dalam Islam, sampai para pedangan Jalur Sutra, sudah malang melintang di tanah yang sekarang menjadi Afganistan.
Tentang Afganistan Dibagian tertentu pesta berjalan terus bagi mereka yang ingin melupakan beratnya penugasan di Kabul. Mereka adalah pekerja-pekerja badan dunia, individu yang mungkin secara financial paling diuntungkan dengan adanya perang di Afganistan.
Ada dari mereka yang benar-benar datang atas panggilan kemanusiaan, ada yang datang karena ingin sesuatu yang bersinar dalam daftar riwayat pekerjaan mereka. Program-program diciptakan, konsultan didatangkan, yang terkadang tanpa mempertimbangkan kebijaksanaan lokal.
Ketika patung Budha di Bamiyan dihancurkan oleh Taliban, banyak orang yang mengutuk tindakan tersebut sebagai sebuah tindakan tak beradab. Dari sisi Taliban, selain tidak sesuai dengan pengertian mereka terhadap kepercayaannya, mereka juga muak ketika manusia masih disibukkan dengan upaya bertahan hidup, orang asing malah datang ke tanah mereka dan sibuk mengurusi benda mati.
Bagi perempuan yang melakukan perjalanan, umumnya yang menjadi perhatian utama adalah keselamatan dari gangguan yang bersifat susila. Di Afganistan, sebaliknya kaum lelakilah yang perlu waspada untuk tidak memberi sinyal yang salah kepada sejenis. Homoseksualitas adalah sesuatu yang bisa diterima secara budaya. Saat Taliban berkuasa mereka memberi hukuman yang berat bagi yang melakukan praktek ini.
Parallel dengan Indonesia Buku ini menjadi reflektif ketika berbicara tentang bagaimana rakyat Afganistan dengan berbagai kesulitan hidupnya memandang negara tetangganya Iran atau Tajikistan yang hanya diseberang sungai. Walaupun ketika mereka berhasil melampaui perbatasan seringkali mendapat perlakuan yang tidak layak dari sang tuan rumah yang sebenarnya saudara 鈥榮erumpun鈥�.
Dalam buku ini secara perlahan kita diberi cermin tentang pertanyaan arti sebuah 鈥楤angsa鈥� Pertanyaan tentang arti sebuah bangsa, persatuan.
鈥淭idak salah memang, diantara kelima komponen kebangsaan- wilayah, negara, bahasa, kebudayaan, dan sejarah-bahasa adalah unsure terkuat pembentuk identitas. Bahasa, alat terpenting komunikasi antara manusia, adalah senjata paling ampuh untuk mempersatukan atau memecah belah sebuah bangsa. Komunitas imajinasi dapat diciptakan dengan bahasa, dimana para warga bangsa dipersatukan dengan warga bangsa lainnya yang berbeda kultur dan etnik, dan bahkan sama sekali tidak pernah mereka temui, kenal, atau bayangkan鈥�(hal 222)
Bahasa punya kekuatan magis. Mampu menciptakan dimensi ruang, waktu, dan imaji bagi setiap pemakainya. Sebuah ikatan kebangsaan, yang wujudnya melayang-layang dikeliling garis batas Negara, tercipta dalam alam pikir semua manusia yang hidup dalam teritorinya.(hal xxx)
Formating dan Penulis Dengan lincah, Agus Weng mampu menangkap kejadian masa kini, masa lalu, dan menarik benang merahnya. Tentu hal ini hanya bisa dilakukan jika si penulis melakukan studi yang cukup.
Buku ini cukup berat untuk dibaca mengingat alurnya yang linier. Mungkin karena penulis terbiasa menulis kolom. Di beberapa tempat memang diberikan ilustrasi sketsa peta, namun buat orang yang visual seperti saya, perlu beberapa kali kembali ke halaman peta untuk dapat membayangkan alur perjalanannya.
Bahasa, suku, dan sekte, ditengah buruknya fasilitas umum akibat perang berkepanjangan, telah membentuk sekat-sekat imajiner diantara warga Afganistan.
Adalah satu yang mampu menembus sekat-sekat itu: Selimut Debu. ...more
Tipikal wanita negara maju yang bingung kehilangan orientasi hidup.
Semua yang dilihat menjadi eksotik dan menyentuh hatinya. Dengan pembayaran dimukaTipikal wanita negara maju yang bingung kehilangan orientasi hidup.
Semua yang dilihat menjadi eksotik dan menyentuh hatinya. Dengan pembayaran dimuka dari penerbit, tidak banyak pilihan buat penulis dan penerbit untuk berjibaku membuat buku ini laku di pasar. Ya monggo, semoga dia tak lupa belanja yang banyak sewaktu di Indonesia.
If you are a woman who's experiencing midlife crisis, this book would fit you....more