Hirai's Reviews > 1890
1890
by
by

“Benarkah nyawa harus dibalas dengan nyawa? Apakah benar sudah tidak ada lagi keadilan yang mutlak di dunia ini?�
1890 adalah novel berlatar belakang sejarah era kolonial dimana kehidupan pribumi sangat sulit dan banyak dipengaruhi oleh kekuasaan Belanda. Apalagi untuk perempuan mereka seolah tidak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan layak dan melihat dunia luar karena ditakutkan menjadi ancaman. Orang-orang pribumi yang memiliki pengetahuan tinggi sengaja dilenyapkan tidak memandang gender baik laki-laki maupun perempuan.
Kisah yang unik mengenai kilas balik kejadian mengerikan di masa lalu dan menyisakan dendam kesumat pada diri Pram. Dirinya merasa bersalah atas kematian Anung, kakaknya dan juga penasaran mengenai penyebab utama imbas dari kejahatan yang tak pernah mereka lakukan.
Alur berjalan cepat dengan pembahasan ciamik dan latar kejawen cukup kental. Kehidupan Pram mulai berubah tidak hanya fokus bekerja sebagai pewarta setelah pertemuannya dengan Utari. Utari adalah perwujudan perempuan yang menolak kungkungan dan ingin mendapatkan hak yang seharusnya didapatkannya. Gadis dengan segudang rasa ingin tahu itu berhasil menarik hatinya.
Kenyataan pahit dan dilema dendam dalam dirinya membuat kejelasan hubungan mereka semakin sulit. Lagi-lagi perihal perbedaan kasta apalagi masa lalu keluarga Utari yang menyulut api balas dendam itu kembali muncul. Pribumi kita banyak dipojokkan dengan ancaman pelenyapan keluarga lalu mereka bisa apa selain tunduk terhadap Belanda?
Kisah romantisme tipis-tipis membumbui semangat Pam dalam mengungkap kebenaran. Ditutup dengan penebusan yang setimpal meskipun masih menyisakan pertanyaan besar. Apakah benar apa yang mereka lakukan? Bukankah mereka tetap mengorbankan seseorang ke dalam kesengsaraan? Saya sangat menikmati cerita dari buku ini dari awal sampai akhir.
Mungkin bagi Pram mengalah adalah pilihan terbaik dan berusaha melupakan dendam yang menggerogoti dirinya tersebut. Sementara bagi Utari sudah saatnya dia bangkit dan membalas budi atas apa yang dilakukan Ayahnya sekaligus penebusan untuk luka keluarga Pram. Lalu apakah bagaimana dengan Baskara? Apakah dengan keputusannya tersebut bisa membuat hatinya merasa lebih baik?
1890 adalah novel berlatar belakang sejarah era kolonial dimana kehidupan pribumi sangat sulit dan banyak dipengaruhi oleh kekuasaan Belanda. Apalagi untuk perempuan mereka seolah tidak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan layak dan melihat dunia luar karena ditakutkan menjadi ancaman. Orang-orang pribumi yang memiliki pengetahuan tinggi sengaja dilenyapkan tidak memandang gender baik laki-laki maupun perempuan.
Kisah yang unik mengenai kilas balik kejadian mengerikan di masa lalu dan menyisakan dendam kesumat pada diri Pram. Dirinya merasa bersalah atas kematian Anung, kakaknya dan juga penasaran mengenai penyebab utama imbas dari kejahatan yang tak pernah mereka lakukan.
Alur berjalan cepat dengan pembahasan ciamik dan latar kejawen cukup kental. Kehidupan Pram mulai berubah tidak hanya fokus bekerja sebagai pewarta setelah pertemuannya dengan Utari. Utari adalah perwujudan perempuan yang menolak kungkungan dan ingin mendapatkan hak yang seharusnya didapatkannya. Gadis dengan segudang rasa ingin tahu itu berhasil menarik hatinya.
Kenyataan pahit dan dilema dendam dalam dirinya membuat kejelasan hubungan mereka semakin sulit. Lagi-lagi perihal perbedaan kasta apalagi masa lalu keluarga Utari yang menyulut api balas dendam itu kembali muncul. Pribumi kita banyak dipojokkan dengan ancaman pelenyapan keluarga lalu mereka bisa apa selain tunduk terhadap Belanda?
Kisah romantisme tipis-tipis membumbui semangat Pam dalam mengungkap kebenaran. Ditutup dengan penebusan yang setimpal meskipun masih menyisakan pertanyaan besar. Apakah benar apa yang mereka lakukan? Bukankah mereka tetap mengorbankan seseorang ke dalam kesengsaraan? Saya sangat menikmati cerita dari buku ini dari awal sampai akhir.
Mungkin bagi Pram mengalah adalah pilihan terbaik dan berusaha melupakan dendam yang menggerogoti dirinya tersebut. Sementara bagi Utari sudah saatnya dia bangkit dan membalas budi atas apa yang dilakukan Ayahnya sekaligus penebusan untuk luka keluarga Pram. Lalu apakah bagaimana dengan Baskara? Apakah dengan keputusannya tersebut bisa membuat hatinya merasa lebih baik?
Sign into ŷ to see if any of your friends have read
1890.
Sign In »
Reading Progress
March 2, 2025
–
Started Reading
March 4, 2025
– Shelved
March 4, 2025
–
Finished Reading