Å·±¦ÓéÀÖ

Kecemasan Quotes

Quotes tagged as "kecemasan" Showing 1-3 of 3
Titon Rahmawan
“Seperti dinding kamar yang retak dan mulai berlumut, pagar besi yang merapuh oleh noda karat dan daun daun mangga yang luruh di pekarangan rumah, demikianlah kita membaca kehidupan. Begitu banyak kata yang seringkali susah untuk ditafsir seperti "nasib", "kebahagiaan" dan "kesempurnaan". Entah mengapa, Bunda masih berasa gamang saat berjalan di atas tangga batu yang menuju ke ruang tamu di rumah barumu. Serasa mendengar dering suara alarm yang bergelayut di dalam mimpi. Menyibak kabut dan pagi juga.

Bukankah kadang kadang kita merasa larut dalam kesunyian, meski riuh jalan raya bersicepat melawan waktu? Meninggalkan jejak langkah dalam segala ketergesaannya. Memaksa kita memungut semua peristiwa yang berhamburan di atas trotoar. Memaksa semua orang menitikkan air mata. Mengapa dalam momen momen serupa itu, kebersamaan dengan orang yang kita cintai justru berasa semakin berarti? Mengapa justru di tengah keramaian, kita bisa merasa begitu kesepian?

Begitulah, jarum jam berputar di sepanjang perjalanan berusaha keras mengabadikan semua peristiwa. Mentautkan satu angle dengan angle yang lain, memotret semua kejadian dari mata seekor jengkerik. Menatap tak berkedip gedung gedung megah yang angkuh berdiri, serupa monster monster yang siap merengkuh apa saja;

Lautan manusia berjejal keluar dari bandara, kerumunan lalat di atas tumpukan sampah di pasar, kelejat pikiran yang berlari lari mengejar matahari, kebimbangan yang tergugu di pojok terminal, harapan yang terkantuk kantuk di dalam bus kota dan seringai kerinduan akan masa depan yang belum pernah mereka lihat. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka kejar, Nak?

Sementara ada ribuan etalase dan pintu pintu mall yang terbuka dan tertutup setiap kali. Serupa mulut lapar menganga yang rakus mengunyah dan menelan semua kecemasan dan kegalauan yang bersliweran di balik pendar neon papan reklame. Bagaimanakah mereka -orang orang tanpa identitas ini- bisa menafsirkan takdir, relativitas waktu, dan mungkin juga mimpi?”
Titon Rahmawan

“Tiba-tiba gue ingin kehidupan lama gue kembali. Tanpa ada cewek yang selalu ngerecokin gue dengan ketakutan-ketakutannya. Takut dikhianati, takut dikira orang goblok, takut dirinya gak cukup cantik untuk membuat satu laki-laki setia sampai mati, dan gue gak tahu jutaan ketakutan-ketakutan apalagi yang riuh bersahutan di kepalanya dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu. Ketakutan-ketakutannya sudah menjadi bumerang. Ketakutan-ketakutan itu yang tadinya dijadikan benteng, sudah balik mengkhianatinya. Wajar. Nggak ada orang yang bisa bahagia karena hidupnya penuh dengan ketakutan. Hidup melawan realita seperti itu hanya memancing kenyataan untuk membalas dengan lebih keji. Kadang sangat sakit, tetapi itu konsekuensi yang secara gak sadar dia sendiri yang mengundangnya.”
Nugroho Nurarifin

Alfin Rizal
“Tuhanku yang baik dan menggemaskan. Temanilah selalu senyumku yang sedang menyembunyikan kecemasan-kecemasan.”
Alfin Rizal