Å·±¦ÓéÀÖ

Isnaini Nuri's Reviews > Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan

Titik Nol by Agustinus Wibowo
Rate this book
Clear rating

by
1074334
's review

it was amazing

Titik Nol adalah start dan finish. Seperti alur cerita dalam ini. Di tempat ia mengakhiri petualangannya, di tempat itulah ia memulai kisah perjalanannya. Dua cerita, cerita awal perjalanan dan cerita setelah perjalanan, ditulis berbarengan dengan tema yang berkaitan. Seakan-akan berusaha menyambungkan antara perjalanan hidup yang telah ia tempuh dengan kehidupan nyata yang ia hadapi setelahnya. Bagaimana mamanya berjuang keras dalam menaklukkan penyakitnya sebagaimana ia mencoba menaklukkan gunung-gunung yang terbentang gagah di depan perjalanannya. Bagaimana ia memandang pertikaian antar agama dengan kondisi mamanya yang menjadi obyek perebutan jamaah di masa kritisnya.

Cerita perjalanan yang tidak hanya bercerita tentang eksotisme tempat-tempat perjalanan yang dikunjungi tapi juga makna dalam setiap kisah perjalanan yang dilalui.
"Perjalanan pasti mengubah manusia dan kamupun akan berubah bersama perjalanan"

Yang agak mengkhawatirkan adalah cerita tentang kehidupan Islam di Lahore, salah satu kota di Pakistan. Islam disana lebih ke arah sufi dan syiah. Ya, memang itulah kenyataan yang ada disana dan itulah yang diceritakan tapi hal-hal yang dilakukan kaum Muslim di Lahore tidak ada ajarannya dalam syariat Islam yang sesungguhnya. Terbayang para pembaca buku ini yang belum terlalu mengerti tentang Islam berpersepsi bahwa itulah cerminan Islam. Pergulatan pemikiran penulis tentang agama terasa menuju ke arah pluralisme, menganggap semua agama adalah sama baik.
Well,,bagaimanapun juga saya menyukai buku ini. Bagaimana cerita-cerita petualangan dan makna filosofi di dalamnya selalu membuat seseorang yang mau mencari hikmahnya menjadi lebih bijak menyikapi kehidupan. Can't wait to read the other Agustinus's books :)

"Perjalanan ini memang berat tapi yang akan kau lakukan sebanding dengan semua perjuanganmu."

"Itulah kalachakra, roda waktu. Seperti halnya perjalanan hidup kita yang juga diiringi perjuangan untuk menghasilkan karya-karya besar dan berbagai pencapaian tetapi semua tetap akan kembali lagi pada kekosongan."

"Ditengah kehidupan mahasiswa yang monoton ini, aku masih mempertahankan mimpi untuk melihat dunia.."

"..Dongakkan kepalamu. Lihatlah matahari diatas sana. Berjalanlah mengikuti sang surya, tepat di bawah sang surya, berjalanlah melintasi semua penjuru bumi. Kau kan lewat negeri-negeri, gurun luas, padang rumput, laut lepas. Dakilah gunung. Seberangilah sungai. Arungilah samudera. Alamilah petualangan. Hanyak 24 jam kau butuhkan, bersama sang surya kau keliling dunia.."

"Tak usah mimpi muluk-muluk, jadilah orang yang biasa-biasa, manjalani hidup biasa-biasa tapi memperlihatkan karya luar biasa."

"..tapi aku lebih memilih mewujudkan mimpi-mimpi daripada tunduk pada realita dan kungkungan aturan-aturan. Bukankah mimpi harus diperjuangkan?"

"Ada dunia diluar sana. Kalau aku tidak pernah berjalan keluar, aku bahkan takkan pernah melihat dunia yang luar itu."

"Buanglah buku-buku panduan, belajarlah langsung dari pengalaman dan kehidupan, berhentilah bergantung pada buku panduan! Baca buku yang membuatmu berpikir, bukan terima jadi. Jangan malas mengunyah dan selalu menunggu dikunyahkan dahulu! Ciptakan sendiri petualangannu!"

"Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar. Juga belajar melihat ke dalam diri.."
2 likes ·  âˆ� flag

Sign into Å·±¦ÓéÀÖ to see if any of your friends have read Titik Nol.
Sign In »

Reading Progress

Started Reading
November 30, 2013 – Shelved
November 30, 2013 – Finished Reading

No comments have been added yet.