Aulia Dewi's Reviews > Eldar: Violin & Negeri Salju Abadi
Eldar: Violin & Negeri Salju Abadi
by
by

Novel ini adalah novel, akh! bukan novel! ini dongeng! dongeng yang supeeeeeer indah! dan satu lagi, merepotkan sekali.
Merepotkan bukan berarti dalam arti tulisan atau ceritanya, tapi cara mendapatkannya. kenapa repot? karena si Author sudah kasih kabar dongeng ini terbit tanggal 28 sept. padahal udah jelas-jelas terbitnya tanggal 30 sept.
"Editorku bilang terbit tanggal 28. Aku belum ke Jogja. bantu akuuu!"
dengan rasa nggak tega dan nggak mau ketinggalan novel karya orang terdekatku untuk kedua kalinya, maka pergilah saya ke gramedia. tapi nyatanya buku itu belum juga mejeng di toko buku. akhirnya setelah keluar masuk gramedia 4 hari berturut-turut *sampe petugas gramedianya kenal saya*, Eldar pun sampai ke tangan saya kemarin pagi. dan saya memutuskan untuk baca dongeng itu setelah saya tidur (maklum, saya kerja shift malam. jadi tidur di pagi hari)
Nah, setelah sesi curhatan gaje di atas, mari kita review dulu buku ini.
Eldar bercerita tentang seorang anak (?) lelaki bernama Violin yang selalu kerepotan menjaga Firelia, gadis yang disayanginya. Firelia selalu menantang bahaya seperti mengajak seekor beruang ganas bicara hanya karena ingin menemukan Eldar, dunia yang selalu didongengi bibi Eva setiap malam. namun suatu hari, mereka berdua bersama teman-teman yang lain mendapat kesempatan untuk mengunjungi Eldar ketika bertemu beruang kutub yang menjaga batas antara dunia Eldar dan dunia Araena (tempat tinggal Violin dan Firelia). Mereka semua begitu senang dan bahagia tinggal di sana beberapa saat. Tanpa mereka sadari kalau bayang-bayang jahat Sireh si penyihir gelap menanti dua di antara anak-anak itu untuk membangkitkan kehancuran Eldar.
Saat membaca Eldar, saya benar-benar merasa masuk ke dalam dongeng ini karena bahasa yang apa adanya. Membuat saya bisa merasakan kepolosan Violin dan Firelia, kehangatan keluarga dalam sebuah rumah di negeri yang beku, dan keceriaan anak-anak yang berkumpul untuk mendengarkan dongeng (hal yang saya rasa sangat jarang terjadi)pada bab-bab awal. Saat si Author memperkenalkan Eldar, saya sebagai pembaca entah kenapa merasa menjadi salah satu anak-anak yang juga berkunjung ke Eldar yang hanya mereka tahu dari dongeng. sebuah dunia dimana banyak sekali keajaiban, makhluk-makhluk unik seperti peri dandelion, kurcaci, penyihir, penerbang (seperti manusia dengan sayap. tapi bukan malaikat, ya).
Ada beberapa hal yang aneh dari dongeng ini.
Pertama, sampul. waktu liat sampulnya, dahi saya langsung berkerut. jujur aja saya masih merasa aneh sama cowok bersayap di cover itu sekalipun sering liat itu gambar dari foto profil si Author. saya lebih suka cover rancangan awal yang pernah dipublish si Author pertama kali (seorang anak lelaki bermantel tebal yang berdiri dengan si beruang kutub). itu lebih keyen dan saya rasa cocok dengan judulnya.
Kedua, selama membaca saya merasa sedikit kesulitan. sebenarnya Violin (si tokoh utama, ya. bukan si Author!) dan Firelia itu anak-anak atau remaja? (mereka dipanggil anak-anak, tapi kalo liat dari cara mereka bicara, mereka seperti remaja. apa jangan-jangan... mereka anak-anak korban sinetron? *plak!) jujur aja, kalo tidak ada ilustrasinya, saya pasti bingung mau bayangin mereka gimana.
Namun keanehan-keanehan itu tidak mengurangi indahnya novel ini.
Kayaknya cukup itu aja. aku bukan tipe orang yang bisa kasih review bagus .__.
Merepotkan bukan berarti dalam arti tulisan atau ceritanya, tapi cara mendapatkannya. kenapa repot? karena si Author sudah kasih kabar dongeng ini terbit tanggal 28 sept. padahal udah jelas-jelas terbitnya tanggal 30 sept.
"Editorku bilang terbit tanggal 28. Aku belum ke Jogja. bantu akuuu!"
dengan rasa nggak tega dan nggak mau ketinggalan novel karya orang terdekatku untuk kedua kalinya, maka pergilah saya ke gramedia. tapi nyatanya buku itu belum juga mejeng di toko buku. akhirnya setelah keluar masuk gramedia 4 hari berturut-turut *sampe petugas gramedianya kenal saya*, Eldar pun sampai ke tangan saya kemarin pagi. dan saya memutuskan untuk baca dongeng itu setelah saya tidur (maklum, saya kerja shift malam. jadi tidur di pagi hari)
Nah, setelah sesi curhatan gaje di atas, mari kita review dulu buku ini.
Eldar bercerita tentang seorang anak (?) lelaki bernama Violin yang selalu kerepotan menjaga Firelia, gadis yang disayanginya. Firelia selalu menantang bahaya seperti mengajak seekor beruang ganas bicara hanya karena ingin menemukan Eldar, dunia yang selalu didongengi bibi Eva setiap malam. namun suatu hari, mereka berdua bersama teman-teman yang lain mendapat kesempatan untuk mengunjungi Eldar ketika bertemu beruang kutub yang menjaga batas antara dunia Eldar dan dunia Araena (tempat tinggal Violin dan Firelia). Mereka semua begitu senang dan bahagia tinggal di sana beberapa saat. Tanpa mereka sadari kalau bayang-bayang jahat Sireh si penyihir gelap menanti dua di antara anak-anak itu untuk membangkitkan kehancuran Eldar.
Saat membaca Eldar, saya benar-benar merasa masuk ke dalam dongeng ini karena bahasa yang apa adanya. Membuat saya bisa merasakan kepolosan Violin dan Firelia, kehangatan keluarga dalam sebuah rumah di negeri yang beku, dan keceriaan anak-anak yang berkumpul untuk mendengarkan dongeng (hal yang saya rasa sangat jarang terjadi)pada bab-bab awal. Saat si Author memperkenalkan Eldar, saya sebagai pembaca entah kenapa merasa menjadi salah satu anak-anak yang juga berkunjung ke Eldar yang hanya mereka tahu dari dongeng. sebuah dunia dimana banyak sekali keajaiban, makhluk-makhluk unik seperti peri dandelion, kurcaci, penyihir, penerbang (seperti manusia dengan sayap. tapi bukan malaikat, ya).
Ada beberapa hal yang aneh dari dongeng ini.
Pertama, sampul. waktu liat sampulnya, dahi saya langsung berkerut. jujur aja saya masih merasa aneh sama cowok bersayap di cover itu sekalipun sering liat itu gambar dari foto profil si Author. saya lebih suka cover rancangan awal yang pernah dipublish si Author pertama kali (seorang anak lelaki bermantel tebal yang berdiri dengan si beruang kutub). itu lebih keyen dan saya rasa cocok dengan judulnya.
Kedua, selama membaca saya merasa sedikit kesulitan. sebenarnya Violin (si tokoh utama, ya. bukan si Author!) dan Firelia itu anak-anak atau remaja? (mereka dipanggil anak-anak, tapi kalo liat dari cara mereka bicara, mereka seperti remaja. apa jangan-jangan... mereka anak-anak korban sinetron? *plak!) jujur aja, kalo tidak ada ilustrasinya, saya pasti bingung mau bayangin mereka gimana.
Namun keanehan-keanehan itu tidak mengurangi indahnya novel ini.
Kayaknya cukup itu aja. aku bukan tipe orang yang bisa kasih review bagus .__.
Sign into Å·±¦ÓéÀÖ to see if any of your friends have read
Eldar.
Sign In »
Quotes Aulia Liked

“Ketika kau memiliki firasat buruk tentang kehilangan orang yang paling berharga, kau akan mencoba untuk tidak mempercayainya. Tetapi jika kelak firasat itu semakin nyata, kau akan melakukan apa pun untuk menjaga orang yang paling berharga itu. Sekalipun akhirnya kau tetap kehilangannya!”
― Eldar: Violin & Negeri Salju Abadi
― Eldar: Violin & Negeri Salju Abadi
Reading Progress
October 1, 2013
– Shelved
Started Reading
October 2, 2013
–
Finished Reading
Comments Showing 1-4 of 4 (4 new)
date
newest »

message 1:
by
K.A.Z.
(new)
-
added it
Oct 01, 2013 09:52PM

reply
|
flag
