Å·±¦ÓéÀÖ

Komitmen Quotes

Quotes tagged as "komitmen" Showing 1-13 of 13
Dionisius Dexon
“Malam ini, mari belajar memeluk dan menyelamatkan diri sendiri. Sebab, pada akhirnya, kita tahu: kita harus mampu sendirian.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi

Yoza Fitriadi
“Mulai hari ini kita berempat adalah sahabat. Layaknya saudara sedarah, tak ada rahasia di antara kita meski itu hanya hal kecil yang tak kasat mata. Tak boleh ada yang disembunyikan meski itu menyakitkan. Dan tak ada pula yang boleh bertengkar hebat, karena itu sama saja dengan menyakiti tubuhnya sendiri.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Ingat, janji kita bulan lalu. Siapapun di antara kita yang menikah lebih dahulu wajib membayar nazar berlari stadion kampus lima keliling. Siapapun yang pertama kali dapat pekerjaan, gaji pertamanya wajib dipakai untuk borong gerobak es tebu. Siapapun nanti yang petama kali punya anak laki-laki, wajib namanya diambil dari singkatan nama kita berempat. Bukankah gitu, brother.â€� Celetuk Ilham yang kembali pada topik awal.
“Dan siapapun yang pertama kali meninggal dunia di antara kita berempat, tiga orang tersisa wajib untuk menemani, mengafani dan menyalatkan hingga menggali liang kubur.â€� Sahut Toni yang entah mengapa terucap point perjanjian absurd itu.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Masih ingat ikrar kita dulu. Mulai hari ini kita berempat adalah sahabat. Layaknya saudara sedarah, tak ada rahasia di antara kita meski itu hanya hal kecil yang tak kasat mata. Tak boleh ada yang disembunyikan meski itu menyakitkan. Dan tak ada pula yang boleh bertengkar hebat, karena itu sama saja dengan menyakiti tubuhnya sendiri.â€� Ujar Toni panjang lebar sembari mengingatkan kembali ikrar kami berempat dulu saat pertama kali mengucapkan janji sedarah.
“Kita punya cita-cita agung, tumbuh sukses dengan kehidupan yang tenang.� Sambung Ilham kemudian sambil meletakkan tangannya di atas punggung tangan Toni.
“Tampil brilian, dengan saling menutupi kekurangan yang lain tanpa perlu belas kasihan.� Lanjutku yang ikut meletakkan tangan kanan di atas tangan mereka berdua.
“Berani maju karena kita ada untuk saling menopang.� Ucap Reza kemudian melengkapi formasi empat tangan yang telah bersusun rapi.
“Kita adalah saudara tak sedarah. Fantastic Four yang siap mengguncang dunia. Eaaaa,â€� sahut kami berempat kompak dilanjutkan dengan rangkulan hangat.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Dionisius Dexon
“Hanya karena aku tak pernah lagi menghubungimu, jangan anggap aku telah kehilangan rasaku. Melupakanmu tak pernah semudah itu. Di antara bisingnya repetisi semu, tengoklah langit-langit kamarmu. Ada beberapa harap yang kugantungkan di sana; manifestasi dari untaian doa yang kukirim setiap kali namamu terlintas dalam kepala. Pastikan itu menjadi bunga tidurmu. Cukupkan itu menjadi obat lelahmu.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi

Dionisius Dexon
“Kita semua pernah kecewa karena gagal tumbuh di hati orang lain.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi

Dionisius Dexon
“Kurasa, seperti itulah cinta. Dinyatakan atau tidak dinyatakan, pada akhirnya hati hanya menemui
dua pilihan: meledak atau terbakar.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi

“karena setiap ucapan ya atau tidak itu adalah komitmen..”
Setyo Setiaji

“Ketika sebuah perjuangan menghasilkan satu komitmen, ketika sebuah proses menghasilkan satu tujuan, ingat kawan! Hasil tidak akan mengkhianati sebuah proses!”
Arief Subagja

“Ada saatnya dimana kita akan berlibur berdua, tidak ada yang mengganggu, tidak ada bising, selain terjangan ombak terhadap karang, kita akan bercengkrama membicarakan komitmen kita berujung dimana. Sesampai senja kita akan berjalan lebih ke tengah mencari karang yang luas dan kita duduk ditengahnya, agar ombak tak mampu membasahi badan. Kita saling menggengam erat, agar ombak dahsyat tidak menjatuhkan kita. Sampai senja hilang, kita juga. Tak ada yang melihat, tak ada yang tau apa yang kita bicarakan dan kita lakukan.”
Nurdin Ferdiansyah

Dionisius Dexon
“Mungkin, bagi orang-orang yang sudah tak lagi percaya dengan komitmen, cara berpikir yang sederhana itu seperti ini: pedulikan siapa saja yang tinggal, abaikan siapa saja yang tanggal.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi

Dionisius Dexon
“Kalau mencintai masih butuh alasan, lebih baik jangan dikatakan. Jangan libatkan orang lain dalam debar jantungmu yang masih pilih-pilih itu.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi

Dionisius Dexon
“Setiap manusia lemah dengan caranya masing-masing. Apa yang bisa menguatkannya adalah penerimaan dalam dekap yang tak asing.”
Dionisius Dexon, Jangan Sembunyi di Bumi