Å·±¦ÓéÀÖ

Pengagum Rahasia Quotes

Quotes tagged as "pengagum-rahasia" Showing 1-10 of 10
Yoza Fitriadi
“Mana yang lebih indah, senja yang mulai jingga di cakrawala ataukah pipinya yang merah merona? Entahlah. Tapi yang jelas menatapnya dari kejauhan seperti ini bagiku lebih dari cukup untuk menggambarkan arti sebuah kata bahagia.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Keajaiban dunia, mudah-mudahan ayam tetangga nggak terkena serangan jantung mendengar guyuran air mandimu yang lebih menggelegar melebihi dentuman guntur”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Kata orang rindu itu indah, tapi bagiku ia laksana bom waktu yang begitu menyiksa. Menanti sebuah kata jumpa yang entah mengapa terasa begitu lama. Dentang pergantian detik yang terasa amat lamban, menyusup di antara pergerakan matahari yang seperti hanya berdiam di tempat.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Dan senja membuatku paham apa itu ketulusan. Dia yang selalu bersedia kembali meski terusir ribuan kali untuk menerima. Dari senja aku belajar tentang ketentraman, nyaman meski kesunyian lekas merenggut paksa. Dari senja pula aku belajar tentang kehilangan, meski kemudian ia juga yang menyambutku dengan hakikat ikhlas dan rela.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Ingat, janji kita bulan lalu. Siapapun di antara kita yang menikah lebih dahulu wajib membayar nazar berlari stadion kampus lima keliling. Siapapun yang pertama kali dapat pekerjaan, gaji pertamanya wajib dipakai untuk borong gerobak es tebu. Siapapun nanti yang petama kali punya anak laki-laki, wajib namanya diambil dari singkatan nama kita berempat. Bukankah gitu, brother.â€� Celetuk Ilham yang kembali pada topik awal.
“Dan siapapun yang pertama kali meninggal dunia di antara kita berempat, tiga orang tersisa wajib untuk menemani, mengafani dan menyalatkan hingga menggali liang kubur.â€� Sahut Toni yang entah mengapa terucap point perjanjian absurd itu.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Kami ada disini untuk terus beraksi..
Menuntut revolusi yang sedang mati suri..
Katanya reformasi..
Nyatanya dagang sapi..
Lawan, lawan segala korupsi.....”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Masih ingat ikrar kita dulu. Mulai hari ini kita berempat adalah sahabat. Layaknya saudara sedarah, tak ada rahasia di antara kita meski itu hanya hal kecil yang tak kasat mata. Tak boleh ada yang disembunyikan meski itu menyakitkan. Dan tak ada pula yang boleh bertengkar hebat, karena itu sama saja dengan menyakiti tubuhnya sendiri.â€� Ujar Toni panjang lebar sembari mengingatkan kembali ikrar kami berempat dulu saat pertama kali mengucapkan janji sedarah.
“Kita punya cita-cita agung, tumbuh sukses dengan kehidupan yang tenang.� Sambung Ilham kemudian sambil meletakkan tangannya di atas punggung tangan Toni.
“Tampil brilian, dengan saling menutupi kekurangan yang lain tanpa perlu belas kasihan.� Lanjutku yang ikut meletakkan tangan kanan di atas tangan mereka berdua.
“Berani maju karena kita ada untuk saling menopang.� Ucap Reza kemudian melengkapi formasi empat tangan yang telah bersusun rapi.
“Kita adalah saudara tak sedarah. Fantastic Four yang siap mengguncang dunia. Eaaaa,â€� sahut kami berempat kompak dilanjutkan dengan rangkulan hangat.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Kak, sebuah rahasia perempuan yang sepertinya belum diketahui oleh kakak. Seorang perempuan tak akan menuliskan di buku diary pribadinya urusan sembarangan, terlebih lagi itu tetang perasaan. Semua adalah fakta.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Kak, satu lagi rahasia perempuan yang mungkin juga belum diketahui oleh kakak. Perempuan selalu pandai menutupi perasaanya, meski sejatinya ia sedang marah besar bercampur kecewa.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA

Yoza Fitriadi
“Kak. Rahasia perempuan terakhir yang akan Deswinta beri tahukan pada kakak. Perempuan tak pernah bisa menerima bila ada nama lain yang disebutkan saat ia sedang berbincang.”
Yoza Fitriadi, PENGAGUM SENJA