Å·±¦ÓéÀÖ

11 Quotes

Rate this book
Clear rating
11:11 11:11 by Lucia Priandarini
104 ratings, 3.89 average rating, 33 reviews
11 Quotes Showing 1-12 of 12
“Semakin bertambah usia dan lintasan peristiwa, doa-doa manusia menjadi semakin sederhana.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Perpisahan dengan orang yang tidak ingin bersamamu selalu indah. Kalau belum terasa indah sekarang, pasti terasa nanti, saat kamu bertemu orang yang benar-benar ingin bersamamu.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Pagi tiba agar orang tahu bahwa setiap manusia berhak punya kesempatan baru.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Sedih juga ketika kita baru bisa bersyukur hanya saat memikirkan orang yang lebih menderita dari kita.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Hidup selalu menawarkan kepastian dengan peluang yang sama bagi tiap manusia,
50:50. Bahagia atau sedih, puas atau kecewa, mencoba atau menyesal, gagal atau berhasil.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Kadang orang hidup bersama karena nggak tahu caranya hidup sendiri,â€� ujar pria itu lagi.
“Kadang orang hidup sendiri karena tidak tahu cara hidup bersama orang lain. Lagi pula, kenapa harus hidup sendiri jika bisa bersama seseorang?â€� sergah Btari. “Kenapa harus hidup bersama jika bisa sendiri?â€� Mikhail balik bertanya.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Di gunung, seperti juga di pantai, kurasa manusia tidak bisa tidak bicara dengan dirinya sendiri. Alam tidak meminta manusia melakukan apa pun seperti iklan TV, atau membanjirimu dengan informasi tentang hidup orang lain yang sebagian besar tidak perlu kita tahu. Gunung menyambutmu sebagai bagian dari semesta dan membuat kita menengok pada jalan-jalan yang sudah atau belum kita tempuh.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Manusia ingat detail hal-hal yang sangat ia sukai. Juga hal-hal yang paling ia benci,â€� kata Mikhail.
“Aku ada di ingatan bagian yang mana?� tanya Btari, anehnya penuh harap.
“Bisa jadi keduanya.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Bekerja kantoran membuatku merasa seperti â€� biawak dalam kotak yang terlalu kecil ini, atau capybara tadi yang datang jauh-jauh dari Amerika Selatan, terpisah dari keluarganya. Tiap hari hidup mereka terjamin karena dirawat dan diberi makan. Tapi, ya mereka nggak bisa ke mana-mana. Sementara bekerja lepas itu seperti jadi
hewan liar di hutan belantara. Bebas pergi ke mana pun dan jadi apa pun, tapi harus berjuang sekadar untuk makan.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Sejak sebelum menikah, ibu Mikhail sudah memberi tahu ayahnya bahwa usianya tak panjang. Tetapi, ayahnya berkata, “Memang siapa yang bisa dengan berani menyebut bahwa usianya akan panjang? Menunda adalah sebuah keberanian, karena bahkan besok belum tentu milik kita. Adalah sebuah kemewahan kalau kamu tahu usiamu tidak akan panjang. Jadi, jangan buang waktu untuk tidak berbahagia bersamaku.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Saat itu ia tidak bisa tidak percaya pada “Sesuatuâ€� yang lebih besar yang membuat tidak ada satu pun hal di dunia ini yang layak disebut kebetulan.”
Lucia Priandarini, 11:11
“Bukannya mudah ya, berdiam sabar dalam
keheningan seperti petapa? Tapi coba untuk tetap sabar saat hujan turun jam lima sore, kamu berdiri dalam sebuah metromini padat penumpang, dua jam bus itu tidak bergerak, dan yang bisa kamu lakukan hanya menerima.”
Lucia Priandarini, 11:11