Å·±¦ÓéÀÖ

Pernikahan Quotes

Quotes tagged as "pernikahan" Showing 1-29 of 29
Salim Akhukum Fillah
“Menikah itu sekarang hanya sekedar
keraguan ikhwan dan penantian akhwatâ€�”
Salim A. Fillah

Dian Nafi
“ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek.Itu sebabnya cinta saja tidak cukup. Persahabatan dan logika yang jernih antara dua jiwa itulah yang memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan.”
Dian Nafi - a rt gus faizal, Mayasmara

Lenang Manggala
“Aku menulis bukan semata-mata karena aku ingin menjadi penulis. Aku menulis, karena aku ingin menulis. Seperti halnya aku mencintaimu. Memang benar, cita-citaku adalah menjadi suamimu (yang mengecup keningmu, ketika kebetulan aku terbangun lebih dulu). Tapi tidak semata karena itu. Aku mencintimu, karena aku ingin mencintaimu. Seperti itu.”
Lenang Manggala, Perempuan Dalam Hujan

Rohmatikal Maskur
“Aku tak pernah menunggumu. Kamu tak pernah sengaja datang. Tapi kita sengaja dipertemukan Tuhan. Entah untuk saling duduk berdampingan atau saling memberi pelajaran.Entah untuk saling mengirim undangan pernikahan, atau duduk bersama di pelaminan.”
Rohmatikal Maskur

Dian Nafi
“Jangan menikah hanya karena didesak umur. Menikahlah kalau kamu sudah yakin dengan calon pasanganmu dan yakin bahwa pernikahan adalah jalan terbaik (Luvi)”
Dian Nafi, Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu

Dian Nafi
“tak setiap kenangan pertama layak terlontar, apalagi di depan seseorang yang telah resmi disatukan dalam pernikahan. Seharusnya kenangan itu tetap menjadi rahasia diri, dipendam dalam relung benak terdalam, ditutup dengan kunci berlapis, dan hanya dibuka jika sedang sendiri.”
Dian Nafi, Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu

Dian Nafi
“Jika sebuah pernikahan hanya menjelma menjadi neraka, lalu untuk apa sebenarnya mempertautkan cinta dalam sebuah ikatan seperti itu? Di hadapan Tuhan pula.”
Dian Nafi, Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu

“Sebagai manusia, dalam hidup ini ada hal-hal yang dapat kita tentukan kejadiannya dan ada pula yang tidak dapat. Itu mengapa pernikahan dan percintaan menjadi dua hal yang pelik. Kamu boleh saja menentukan pernikahan tapi kamu tidak bisa menentukan akan jatuh cinta kepada siapa.”
Danu Saputra

Tere Liye
“Pernikahan, urusan perasaan, cinta, kebencian, itu semua tidak sesederhana yang dilihat. Kadangkala tidak bisa dijelaskan, kadangkala dipenuhi kesalahpahaman, kadangkala dipenuhi kesedihan dan kemalangan.”
Tere Liye, Pergi

Dian Nafi
“Aku percaya pada cinta. Aku hanya tidak ingin pernikahan justru menjadi batu sandungan.”
Dian Nafi, Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu

Dian Nafi
“Begini ternyata rasanya berada dalam sebuah ikatan pernikahan. Terasa lebih sakral, suci, dan agung.
Garwa. Sigaraning nyawa. Belahan jiwa.
Belahan jiwa yang tak hanya disatukan oleh cinta, namun juga disatukan dengan janji suci atas nama Tuhan.”
Dian Nafi, Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu

Dian Nafi
“Sejak itu dia paham bagaimana rasanya memiliki rahasia dalam pernikahan. Rahasia yang menimbulkan rasa bersalah dalam dirinya, sekaligus candu yang tak mudah dia tinggalkan.”
Dian Nafi, Luv: Untuk Cinta Yang Selalu Menunggu

“Aku ingin kamu tahu, walaupun aku menikahi orang lain, orang yang aku cintai sesungguhnya cuma kamu"| "Kalau benar kau mencintaiku, kenapa kau tidak mencoba memperjuangkannya?"| "Karena cinta saja tidak pernah cukup"| Lalu apa yang cukup untukmu?”
Devania Annesya, Maya Maia

Rhein Fathia
“IMHO, love is faith and destiny. Sama seperti jodoh, rezeki, dan mati. Karena itulah, mengapa cinta bisa meredup dan meletup-letup. Itu juga bisa jadi alasan mengapa kita bisa meminta tuhan untuk dijatuhcintakan pada siapa. Tapi, sejak detik pertama aku menerimamu dari Papa untuk menjadi pendamping hidup, aku yakin Tuhan akan membuat kita saling jatuh cinta.Tuhan tidak akan sekejam itu, kan? Menjodohkan tapi tidak sepaket dengan cinta.”
Rhein Fathia, CoupL(ov)e

Nailal Fahmi
“Buat anak muda seusia gue, menikah adalah masalah menjaga kehormatan dan juga tentang kesiapan mental. Dan gue merasa punya mental untuk itu. Menundanya berarti merendahkan mental yang sejauh ini terbentuk. Selain itu, menikah, menurut pandangan Empat Mazhab Fiqih, menjadi wajib jika seseorang telah mampu dan senantiasa mengkhawatirkan dirinya akan terjerumus pada kemaksiatan.”
Nailal Fahmi, Di Bawah Bendera Sarung

“Izinkan aku, Rabb
Menantinya dengan sepenuh khusyu�
Bukan dengan berleha,
Melainkan segenap ikhtiar yang menghimpun berserak rindu

Izinkan aku, Rabb
Berjumpa dengannya dalam restu cintaMu
Bukan dengan tergesa,
Melainkan segera menujunya untuk semakin dekat denganMu

Izinkan aku, Rabb
Menikah dengannya, agar orang tua bahagia, Rasulullah bangga, dan Engkau semakin Cinta.”
Ikhsanun Kamil Pratama & Foezi Citra Cuaca Elmart

“Menantimu dengan kerinduan, menjemputmu dengan kekhusyu’an, menikahimu dengan keimanan. Itulah caraku memuliakanmu, duhai pendamping impian.”
Ikhsanun Kamil Pratama & Foezi Citra Cuaca Elmart, Jodoh Dunia Akhirat

Oka Rusmini
“Jangan pernah menikah hanya karena kebutuhan atau dipaksa oleh sistem. Menikahlah kau dengan laki-laki yang mampu memberimu ketenangan, cinta, dan kasih. Yakinkan dirimu bahwa kau memang memerlukan laki-laki itu dalam hidupmu. Kalau kau tak yakin, jangan coba-coba mengambil risiko.”
Oka Rusmini

Christian Simamora
“Bagi perempuan, komitmen nggak lebih hanya sekadar penjamin rasa aman--iya, supaya kita nggak dimiliki orang lain. Sedang pernikahan adalah pemuas fantasi masa kecil mereka. Pernah dengar seperti apa perempuan bercerita tentang pernikahan impiannya? Gaun putih panjang, pernikahan penuh dekorasi indah dan bunga-bunga. Kita laki-laki hanya pelengkap fantasi sialan itu! Berdiri di sebelah mereka di pelaminan, tak ubahnya seperti backdrop buat mereka!”
Christian Simamora, Marry Now, Sorry Later

Ikhsanun Kamil Pratama
“Pernikahan harmonis adalah warisan terindah bagi masa depan anak Anda”
Ikhsanun Kamil Pratama

Lucia Priandarini
“Sejak sebelum menikah, ibu Mikhail sudah memberi tahu ayahnya bahwa usianya tak panjang. Tetapi, ayahnya berkata, “Memang siapa yang bisa dengan berani menyebut bahwa usianya akan panjang? Menunda adalah sebuah keberanian, karena bahkan besok belum tentu milik kita. Adalah sebuah kemewahan kalau kamu tahu usiamu tidak akan panjang. Jadi, jangan buang waktu untuk tidak berbahagia bersamaku.”
Lucia Priandarini, 11:11

“Pernikahan yang harmonis bukan pernikahan yang tiada konflik sama sekali, tapi kondisi ketika suami istri bisa menangani konflik yang muncul secara dewasa.”
Ikhsanun Kamil Pratama & Foezi Citra Cuaca Elmart, Rumah Tangga Surga

Remy Sylado
“Pernikahan adalah satu-satunya keindahan yang bisa dituturkan manusia dari tiga peristiwa insani antara kelahiran-pernikahan-kematian, yang bisa dituturkan kepada generasi, adalah keindahan saat menjadi mempelai. Itu keindahan yang tak terlupakan. Maka, kalau ingin rumah tangga tetap utuh, sentosa, damai, ingatlah saat berada di pelaminan, menjadi mempelai, disalami ayah-bunda, kerabat, keluarga, dan handai-tolan.”
Remy Sylado

“Menikah, mungkin tidak akan pernah siap. Namun menjalaninya adalah belajar untuk menyempurnakan hidup.”
Hilaludin Wahid

Marah Rusli
“Suami-istri hendaknya merupakan sebuah tubuh yang walaupun agak berlainan bentuk, sikap, dan tugasnya tetapi satu tujuan. Tak ada ubahnya dengan kaki dan tangan yang berlainan bentuk dan tugasnya, tetapi masuk bagian tubuh yang satu. â€� Karena tujuan itu, hendaklah syarat-syarat yang harus ada pada kedua badan tadi sama pula. Sesifat, sepikiran, searah, semau, seperbuatan, dan lain-lain. â€� jangan seorang tinggi seorang rendah, seorang gemuk seorang kurus, seorang hina seorang mulia, seorang pandai seorang bodoh, seorang suka ke barat seorang suka ke timur, dan lain-lain.”
Marah Rusli, Memang Jodoh

Marah Rusli
“â€�. kebanyakan laki-laki menyangka, beristri banyak itu adalah perintah Tuhan. Yang wajib dijalankan dan berdosa jika ditinggalkan. Sehingga, kawinlah dia sesuka hatinya; bukan untuk menuruti perintah Tuhan, tetapi untuk melepaskan hawa nafsunya, yang tak terbatas itu tanpa mengindahkan tujuan dan sebab perkawinan, dan perasaan perempuan.”
Marah Rusli, Memang Jodoh

Rhein Fathia
“IMHO, love is faith and destiny. Sama seperti jodoh, rezeki, dan mati. Karena itulah, mengapa cinta bisa meredup dan meletup-letup. Itu juga bisa jadi alasan mengapa kita tidak bisa meminta Tuhan untuk dijatuhcintakan pada siapa. Tapi, sejak detik pertama aku menerimamu dari Papa untuk menjadi pendamping hidup, aku yakin Tuhan akan membuat kita saling jatuh cinta.Tuhan tidak akan sekejam itu, kan? Menjodohkan tapi tidak sepaket dengan cinta.”
Rhein Fathia, CoupL(ov)e

Nailal Fahmi
“Pernikahan, keluarga, anak-anak yang sering kita lihat dan merupakan hal yang biasa saja, bisa jadi pada sebagian orang adalah sebuah kemewahan.”
Nailal Fahmi, Mutiara: Suatu Ketika Pada Sebuah Cinta

Marah Rusli
“â€�. karena tak ada perempuan yang suka dimadu. Kalau dia berdiam diri, bukan karena suka, tapi karena tak berdaya; takut sengsara jika ditinggalkan suaminya.”
Marah Rusli, Memang Jodoh