Å·±¦ÓéÀÖ

Kata Kata Quotes

Quotes tagged as "kata-kata" Showing 1-12 of 12
Bubin Lantang
“Seperti pohon...
Di pokok kita masih satu, lantas kita berpisah di cabang. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan, ada yang terus ke atas, ada yang ke depan, ada yang ke belakang. Atau bilapun masih satu di cabang, kita nanti akan berpisah juga di ranting. Ke atas, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang...

Saat kita kecil dulu, kita masih satu, masih anak kecil. Lantas sedikit demi sedikit waktu kita bikin kita beda. Waktunya makin banyak, beda kita tambah banyak.

Itulah kita.”
Bubin Lantang, Jejak-Jejak

Alfin Rizal
“Jangan salahkan hujan saat ia turun dan membuatmu pilu sebab rindu. Hujan sudah menanggung rindu yang lebih berat dan banyaknya melebihi rintiknya sendiri.”
Alfin Rizal

“kukalungkan jua sajak-sajak itu di leher bayanganmu dinda
serupa sepi mengalungi kata-kata di kotaku yang mahatinta.
kota dimana matamu, hatimu, senyummu, berpendar dalam warna yang sama”
firman nofeki

“Jangan bicara terlalu banyak.
Karena kata-kata adalah penjara.
Membungkam rasa.
Mematikan indra.
Jangan melihat terlalu banyak.
Karena mata itu menipu.
Mengelabuhi.
Memanipulasi hati.
Jangan mendengar terlalu banyak.
Karena telinga sering salah.
Distraksi mengancam.
Peluk. Dekap. Rasakanlah.
Letakkan otakmu, hentikan dari kinerjanya.
Ada rasa yang perlu direkam dalam diam.”
Devania Annesya, Elipsis

Acep Zamzam Noor
“Kabut yang mengepungmu
Telah runtuh menjadi kata-kata
Rumah kayu hanya menyisakan dinginnya
Dan sunyi mengendap di sana”
Acep Zamzam Noor, Di Atas Umbria: Sajak-Sajak 1991-1997

“Bukankah kata-kata adalah penjara isi hati?
Melalui kata-kata, kita mengutarakan.
Melalui kata pula, isi hati terpenjara .
Atas minimnya kosakata yang tersedia.”
Devania Annesya, Elipsis

Alfin Rizal
“Katakanlah para iblis membangunkanku sebuah istana megah, aku tak ingin menjadi rajanya jika bukan kau yang mendampingiku sebagai ratunya. Rongga hatiku merongrong serupa gorong-gorong yang dibanjiri limbah kerelaan yang palsu.”
Alfin Rizal

Alfin Rizal
“MANU-SIA

Belum lelah bersalah
Entah untuk apa,
Belum juga lelah melupa
Entah sebab apa,
“Manusia tempat salah dan lupa.
Jadi tak mengapa.
Dibuat santai saja.
Kita itu manusia.
Jangan menjadi sia-sia.
Mereka bukan manusia.
Jadi tak mengapa,
dibuat sia-sia saja.� Tuturnya.
Manusia,
Banyak yang menua dengan sia-sia
Lebih banyak yang sia-sia namun tak merasa

Sewon, November 2016”
Alfin Rizal, Lisan Tulisan

Alfin Rizal
“AKU

Tanpa daya
Pura-pura
Dicumu nafsu
Enggan terasing

2015”
Alfin Rizal, Lisan Tulisan

Galih Pranata
“Uh, manusia, tak pernah ada habisnya. Rela saling bunuh untuk naik atau bertahan pada tempatnya!”
Galih Pranata

Galih Pranata
“Tidak ada yang pernah berhasil dalam hidup. Dan menjadi dewasa hanyalah serangkaian uji coba, dari hal satu ke lainnya.”
Galih Pranata

Galih Pranata
“Semakin banyak bicara, semakin banyak lubang untuk terjerembab.”
Galih Pranata