Å·±¦ÓéÀÖ

Sunyi Quotes

Quotes tagged as "sunyi" Showing 1-19 of 19
Chairil Anwar
“Nasib adalah kesunyian masing-masing”
Chairil Anwar

Rohmatikal Maskur
“Barangkali, siang hanyalah cara langit menghangatkan sepi. Selepas pagi, berlari dari gelap yang sunyi. Meski nanti akhirnya kembali lagi; pada sepi.”
Rohmatikal Maskur

“Duhai Pemilik waktu
dari arusMu usiaku terlahir dan mengalir
pada muara mautMu aku berakhir dan menyerah''


Engkaulah dermaga
tempat ikrar perjalananku melunasi batas
rantau pulang kala jiwa tersesat di pintu dunia
Engkaulah samudera
tempat senjaku membenamkan usia
melarungkan maut yang membadai di pantai jiwa


Tuhan....


jagalah hati dan jiwa ini
seperti telah Engkau jaga planet-planet yang beredar pada tiap galaksi
menurut keteraturannya
biar tiada berbenturan akhiratku dengan dunia
sebelum akhir masa nyaris menyelesaikan lahat
sebelum aku dan waktu menyeduh pamit dari secangkir hayat


di perahu sepi

kuamini gelombang maghfirahMu



Di kedalaman sujudku
kuselami putihnya do'a
menghanyutkan dosa yang mnghitami muara ruhku

di rimba raka'atku, ada rindu yang merimbun sebagai Kamu


Engkau geriap hujan di kemarau tubuhku
akulah kegersangan angin yang memanjati tebing-tebing grimisMu


Tuhan...


di hujan ampunan tak henti kuburu gemuruhMu
kupaku telinga di pintuMu
moga kudengar Kau mengetuk
bertamu ke bilik sepi sunyiku”
firman nofeki

Rohmatikal Maskur
“Bahkan langit sore seakan mengejek dalam bisunya. Lewat hening seakan berkata :
"Hei kau manusia bumi, belajarlah menikmati sunyi!”
Rohmatikal Maskur

Rohmatikal Maskur
“Gelap kembali mengambang bersama awan. Genderang berbunyi sunyi, dan aku masih mentabukan diriku atas segala harap ini.”
Rohmatikal Maskur

“Tuhan....
di hujan ampunan tak henti kuburu api gemuruhMu
kupaku telinga di pintu kasihMu
moga kudengar Kau mengetuk
bertamu ke bilik sepi sunyiku”
firman nofeki

Acep Zamzam Noor
“Kabut yang mengepungmu
Telah runtuh menjadi kata-kata
Rumah kayu hanya menyisakan dinginnya
Dan sunyi mengendap di sana”
Acep Zamzam Noor, Di Atas Umbria: Sajak-Sajak 1991-1997

“Kenapa begitu sakit
ketika begitu sedih,
Saat hati teriris sedikit demi sedikit
dan rasa telah patah

Tak lagi seumpama hujan turun dan basah
tak seumpama siang panas dan kering.

Hampa...
Kenapa kita bertemu lagi?
Aku telah rapuh
jauh kedalam sunyi...
.”
Manhalawa

Nailal Fahmi
“Malam ini, ia ingin sekali tengadah ke langit gelap penuh bintang di dalam hutan itu. Ia ingin malam ini bulan hanya berbentuk sabit dan tak banyak lolongan hewan agar ia bisa menatap langit sendiri saja sambil menangis dan tak ada satupun orang yang menelponnya.

Ia tidak ingin menulis kesedihannya di twitter, mencaci mengamuk menggangu follower-nya di dunia maya. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil tengadah ke langit gelap penuh bintang dalam keheningan hutan malam ini.”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang

“Menikmati keheningan menjadi satu-satunya cara kita, mendengar Sang keheningan yg hilang dari kehidupan kita.”
Aris Kurniyawan

Ready Susanto
“cinta mulanya: kesunyian ini
lalu ikrar yang suci
“kupasrahkan rusukku demi engkau,
°ì±ð°ì²¹²õ¾±³óâ€�
dan Tuhan meniupkan: jadilah!
maka jadilah”
Ready Susanto, Surat-Surat dari Kota

Helvy Tiana Rosa
“Menulis adalah perjuangan yang paling sunyi, sebab kau benar-benar sendiri dan bergumul dengan segala.”
Helvy Tiana Rosa

“Kupadamkan lampu, kunyalakan Televisi untuk membunuh kesunyian.”
Eka Awaludin

“Aku sendiri berkawan sepi
ditemani dingin
dirangkul sepi
di dalam tanah
suatu hari...

Aku diam bertutup kain
dirantai oleh kaku
dipeluk oleh kaya
di dalam tanah
suatu hari...

Aku sedih bersama sesal
di bungkus luka
disiksa oleh rasa
di dalam tanah
suatu hari...

Sendiri, diam dan sedih
malangnya Aku
...”
Manhalawa
tags: sepi, sunyi

“Aku ingin terbang dan tidur di atas awan
malam ini,
ditemani sepoinya angin yang dingin
juga heningnya malam yang sunyi

Aku ingin terlelap sampai pagi
membunuh waktu
kopiku dingin
...”
Manhalawa

“Sebatas Fana:

Ada yang berbeda kala itu;
ku tanya mengapa,
tapi semua terdiam sunyi;
tinggalah aku bersama jejak itu,
setelah berjumpa dengan sebuah imaji.

â€� EPAPHRAS ERICSON THOMAS”
EPAPHRAS ERICSON THOMAS

“Perasaanku tau kapan harus menjadi sunyi
dan kapan harus menjadi bingar
Meski ia hanya sekedar bunyi yang tak bisa kau dengar”
Firman Nofeki Sastranusa

“Kepada sunyi
yang senantiasa menyulut rindu
pada malam yang kelabu

Tunduklah engkau
di haribaan hati yang satu!”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Biarkan aku menjadi lubang di pohon yang menyimpan segala resahmu. Bisikkan rahasiamu di sana lalu tutuplah dengan tanah. Dalam kesunyianku, bisikanku akan menemanimu. Di antara lorong waktu dan ruang, dia menjadi milikmu selamanya.”
Hetih Rusli, Semesta Cerita Kita