Å·±¦ÓéÀÖ

Ibu Quotes

Quotes tagged as "ibu" Showing 1-30 of 41
Pramoedya Ananta Toer
“Pernah kudengar orang kampung bilang : sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya.”
Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations

Helvy Tiana Rosa
“Para ibu selalu mempunyai tempat untuk menampung duka, lalu mengecupnya dan bangkit.”
Helvy Tiana Rosa, Tanah Perempuan

Abdurahman Faiz
“Ayah bunda,
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga...

Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia
tags: ayah, ibu

Abdurahman Faiz
“Pada setiap napasnya
bunda membuat matahari baru
dalam jiwamu”
Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil
tags: ibu

Abdurahman Faiz
“Bunda,
engkau adalah puisi abadi
yang tak pernah kutemukan dalam buku...”
Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia
tags: ibu

Abdurahman Faiz
“Bunda adalah yang terhebat di dunia
sebab ia melahirkan kehidupan
dan memberi nyawa pada kata cinta.”
Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil
tags: ibu

Iwan Setyawan
“Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakanmu kuat”
Iwan Setyawan, Ibuk,
tags: ibu

Abdurahman Faiz
“Bunda,
engkaulah yang menuntunku ke jalan kupu-kupu...”
Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia
tags: ibu

Helvy Tiana Rosa
“Kamilah ibu para yatim. Kamilah ibu para piatu. Kamilah ibu mereka yang menderita. Kami ibu dari semua jejak yang membekas di tanah ini!”
Helvy Tiana Rosa, Tanah Perempuan
tags: ibu

Titon Rahmawan
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,
Telah meninggal dunia ibu, oma, nenek kami tercinta....

Requiescat in pace et in amore,
Telah dipanggil ke rumah Bapa di surga, anak, cucu kami terkasih....

Dalam sehari, Bunda menerima dua kabar (duka cita / suka cita) sekaligus. Apakah kesedihan serupa cucuran air hujan yang jatuh dan mengusik keheningan kolam? Apakah kebahagiaan seperti sebuah syair yang mesti dipertanyakan mengapa ia digubah? Bagaimana kita mesti menjawab pertanyaan tentang kematian orang orang terdekat? Mengapa mereka pergi? Kemana mereka akan pergi?

Memento mori, serupa nyala api dan ngengat yang terbakar. Seperti juga lilin yang padam, bunga yang layu, ranting yang kering, pohon yang meranggas. Mereka hanyalah sebuah pertanda, bahwa semua yang hidup pasti akan mati. Agar kita senantiasa teringat pada tempus fugit, bahwa waktu yang berlalu  tak akan pernah kembali. Ketika Bunda masih muda, sesungguhnya Bunda sudah tidak lagi muda, tak akan pernah bertambah muda, tak akan kembali muda. Waktu telah merenggut kemudaan kita pelan pelan. Ketuaan adalah sebuah keniscayaan, dan kematian adalah sebuah kepastian.

Tak ada sesuatu pun yang abadi, Anakku. Ingatan tentang mati semestinya memberi kita pelajaran berharga. Jangan pernah menyia nyiakan waktu. Jangan hilang niat untuk bangkit dari ranjang. Jangan terlalu malas untuk bekerja. Jangan terlalu letih untuk menuntaskan hari. Jangan pernah lupa untuk berdoa. Jangan lalai untuk bersyukur. Jadikan hari ini sebagai milikmu. Ketika semua perkara seakan menggiring langkahmu pada kesulitan, kegagalan, ketidakpastian dan rasa sakit. Pikirkanlah siapa yang akan jadi malaikat pelindung dan penolongmu? Bagaimana engkau akan menemukan eudaimonia? Bagaimana engkau hendak memaknai hidup?

Dalam sekejap mata hidup bisa berubah. Waktu berlalu dan ia tak akan pernah kembali. Gunakan kesempatan untuk bercermin pada permukaan air yang jernih. Tatap langsung kedalaman telaga yang balik menatap kepada dirimu. Abaikan rasa sakit dan penderitaan, sebab puncak gunung sudah membayang di depan mata dan terbit matahari akan menghangatkan kalbumu. Cuma dirimu yang punya kendali atas pikiran, hasrat dan nafsu, perasaan dan kesadaran inderawi, persepsi, naluri dan semua tindakanmu sendiri.

Ketika kita mengingat kematian, kita tidak akan lagi merasa gentar. Sebab ia lembut, ia tak lagi menakutkan. Ia justru menuntaskan segala rasa sakit dan penderitaan. Ia pengejawantahan waktu yang berharga, kecantikan yang abadi, indahnya rasa syukur, dan kemuliaan di balik setiap ucapan terima kasih. Ia mengajarkan kita bagaimana menghargai kehidupan yang sesungguhnya. Ia membimbing kita menemukan pintu takdir kita sendiri.

Apapun perubahan yang menghampiri dirimu. Ia adalah pintu rahasia yang menjanjikan kejutan yang tak akan pernah kamu sangka sangka. Yang terbaik adalah menerimanya sebagai berkat. Apa yang ada dalam dirimu adalah kekuatanmu. Engkau akan membuatnya berarti. Bagi mereka yang paham, takdir dan kematian adalah sebuah karunia, seperti juga kehidupan. Sesungguhnyalah kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.”
Titon Rahmawan

“Dari Ibu, aku belajar indahnya berbagi.
Berbagi makan dalam kandungannya, berbagi minum dalam pangkuannya.

Dari Ibu, aku belajar indahnya berbagi.
Berbagi nyawa dalam rahimnya, berbagi surga dalam do'anya.”
Ilham Gunawan

Dian Nafi
“Sehingga aku kadang melupakan kebahagiaanku sendiri. Sama seperti berbelas tahun lalu saat aku mengorbankan diriku sendiri demi membuat bapak ibu kandungku senang dan ridlo.”
Dian Nafi, Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku

Dian Nafi
“Ibu pasti bisa menangkap getar sayang saat aku mengucapkan kata ‘ayahâ€� itu. Kuharap dia tidak terlalu cemburu karena kasihku terbagi juga untuknya.”
Dian Nafi, Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku

Dian Nafi
“Mereka yang tidak bisa menghargai profesi ibu rumah tangga dan bahkan memandang sebelah mata, semestinya mengalami dan menjalani sendiri bagaimana rasa riweuh dan berat bebannya.”
Dian Nafi, Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku

Kusumastuti
“Di lantai, ibunya menggeliat, memutar, menggelinding, mengangkat tangan meraih sesuatu di udara, mengangkat kaki sampai seluruh isi roknya terlihat, menarikan tarian yang hanya dapat dicerna oleh dirinya sendiri.”
Kusumastuti, Denting Lara

Dini Nuzulia Rahmah
“Aku tak akan pernah mengeluarkan kata-kata buruk dan kasar sekalipun dia amat sangat menyakiti hatiku. Karena kata-kataku sekarang akan berubah menjadi doa. Dan doaku padanya tak akan terhijab suatu apapun. - Ibuku, di suatu momen”
Dini Nuzulia Rahmah, Surat untuk Ayah & Ibu

“Adalah hamba yang diberi karunia oleh Nya, dan aku berusaha menjaga mata ibuku, dari hal-hal yang mengecewakannya
#andra dobing”
andra dobing

Ilham Aidil
“Ibu, ....setiap desahan napasnya merongrong sukmaku melebur dalam keindahan, keharuan, harapan yang menyatu dalam puncak kerinduan akannya.”
Ilham Aidil, Hari Ini dan Esok
tags: ibu

“Sudah menelepon ibu hari ini?”
Iwan Esjepe

“Kapan terakhir menelepon Ibu?”
Iwan Esjepe

“Tak lama lagi aku akan pulang, ke pelukan paling lapang, tempat dimana hati luluh, pada tangisan jiwa yang tak pernah pamrih
#andradobing”
andra dobing

Dian Nafi
“ibu kuatir kamu memilih perempuan sembarangan.”
Dian Nafi, BANU Pewaris Trah Pesantren

Lucia Priandarini
“Bu, maafin Bima ya. Bima tiap saat berdoa, kalau Bima masuk neraka, Ibu jangan sampai ikut,â€� Bima berusaha biasa saja, padahal dalam hati ia menahan tangis
Ibu Bima terkesiap, menatap putranya, tapi juga mencoba biasa saja, “Kalau Ibu berdoanya tiap saat, semoga kamu masuk surga.�
“Emang masih bisa ya, Bu?� tanya Bima polos.
“Bim, kalau Ibu aja pelan-pelan bisa maafin kamu, apalagi Allah.�
Bima terhenyak.

“Tapi Bu, kalau Bima boleh minta, Ibu juga harus bisa maafin diri Ibu sendiri,”
Lucia Priandarini, Dua Garis Biru

“Dan janganlah engkau ragu dengan cita rasa makanan ibu, entah itu kelihatan enak atau tidak, tetap saja itu membuatmu jilat siku, lantaran dalam setiap masakannya ia sudi menumpahkan segenap bumbu rahasia, yakni cinta.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

Dian Nafi
“Dia telah menjadi pelopor sejak dari masa remajanya. Makin menjadi-jadi ketika dia dewasa. Semangatnya tidak pernah surut meski menjadi seorang istri dan seorang ibu.”
Dian Nafi, BANU Pewaris Trah Pesantren

“Kelak jika ada orang dungu yang bertanya, "peran ibu dalam keluarga itu apa?"
Jawab saja, "S-E-G-A-L-A-NYA”
Robi Aulia Abdi

“.. Dan Indramayu bagiku, bukan sekadar rumah berteduh, lebih dari itu, dia seperti seorang Ibu; Melahirkan kerinduan, merawat kenangan, dia tempat hatiku dibesarkan.”
Ilham Gunawan

“Banyak yang berubah setelah kembali. Kasar tapi lemas saat di pegang, jalannya tidak lagi lincah, 3 langkah tertinggal dibelakang. Suaranya pelan hilang ditengah suara anak-anak yang bermain dihalaman rumah. Mengunyah nasipun dua kali lebih lama dari biasanya. Rambut hitamnya hilang, tidak tau siapa yang menukar. Maklum Si tua yang bertambah usia padahal semestinya berkurang,”
Nurdin Ferdiansyah
tags: ibu, situa, tua

“Hal paling menyedihkan ketika ditinggal ibu adalah saat menyadari bahwa mulai saat itu tak ada lagi doa ibu yang menemani”
Indah Esjepe

“Saya paham Nyonya penasaran dengan cara saya mengajar, tapi berdasarkan pengalaman saya, setiap ada sang ibu di sekitarnya, anak-anak akan berusaha menyenangkan Ibu mereka. Karena itu, kualitas belajar mereka akan menurun. Kasus ringannya seperti mereka tidak berani mengungkapkan isi hati dengan jujur. Kasus yang lebih parah, mereka jadi sok tahu padahal tidak tahu apa-apa, semua karena takut ibu mereka marah. Bukankah Nyonya rela mengupah guru les supaya anak Nyonya punya mutu pendidikan yang lebih baik? Jadi mohon maaf, apakah boleh minta Nyonya untuk pindah ke tempat yang agak jauh?”
Wu Xiaole, On Children

« previous 1