Å·±¦ÓéÀÖ

“…Dunia ini penuh dengan keajaiban karena hal-hal yang tidak masuk akal masih terus berlangsung. Seorang fotografer ingin membagi duka dunia di balik hal-hal yang kasat mataâ€�.para fotografer membagi pandangan, tetapi yang memandang fotonya ternyata buta meskipun mempunyai mata. Keajaiban dunia adalah suatu ironi, di depan kemanusiaan yang terluka, manusia tertawa-tawa.”
― Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata: Fotografi antara Dua Subyek : Perbincangan tentang Ada

“Seperti mata yang tenang menunggu sesuatu yang seharusnya pulang.
Akan sesak dadamu jika yang datang hanyalah aku sebagai kenangan”
― Boy Candra, Sebuah Usaha Melupakan

“Duhai. Ternyata, pada setiap mata ada kejernihan. Di sana kau bisa melihat jiwa. Jiwa yang mulia. Tak bisa melihatkah kau? Itu lantaran manusia tersandung pada segala yang membingkai mata. Orang sibuk melihat apa yang di seputar mata, dan tak bisa mencapai yang utama.”
― Ayu Utami, Maya

“Pada akhirnya senja hanya semakin menjauh. Namun ia tak pernah sanggup melenyapkan cinta yang paling diam dari pandangan mata, apalagi hati. Lalu aku hanya menunggunya saat magrib tiba.”
― nom de plume

“Aku suka matamu. Seperti mata rusa. Rapuh sekaligus kuat.”
― Devania Annesya, X: Kenangan yang Berpulang

“Tak bisakah kita berhenti sejenak, mencoba menyadari rasa yang mungkin tak tereja mata, yang lewat begitu saja karena keegoisan kita.”
― nom de plume

“Terkadang kita butih sebuah jarak agar kita tak sedekat itu, agar kita sempat saling memandang. Aku dengan mata kananku dan kau dengan mata kirimu.
lalu kembali menjadi sepasang mata lagi.”
― nom de plume

“Terkadang cinta itu seperti ketaksaan rasa. Hati tak mengerti, tak tereja mata, keluar dari logika.”
― nom de plume

“dia cukup muda untuk awas melihat apa yang ada di depan matanya, tapi dia terlalu muda untuk bisa menebak apa yang ada di balik pemandangan yang tampak itu”
― Dian Nafi, Matahari Mata Hati

“Dia seperti burung merak yang memekarkan seluruh ekornya dan aku tidak dapat memindahkan mataku darinya. Aku bahkan tidak dapat menutup sunggingan senyum dari wajahku.”
― Kusumastuti, Blue Vino

“Mata itu, bunga ini, mungkin ia tidak seburuk yang aku kira.”
― Kusumastuti, Blue Vino

“El miedo acaba con más ²õ³Ü±ðñ´Ç²õ que el fracaso.”
― Suzy Kassem, Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem

“Mataku terbiasa melihat, terlalu banyak tipu muslihat. Hatiku terbiasa merasa, terlalu banyak rekayasa rasa.”
― Alfin Rizal

“dan pada bait yang di tunggangi agitasi ini, sesungguhnya rindu sudah berujung pada maut, dalam arena adu mata seorang pemuda yang masih sendiri”
― andra dobing

“Tatapmu teduh,
Melumat rindu lamat-lamat.
Senyum mu bak bulan,
Menampak riang mendera detak,
Kau sudah jadi kornea pada mata ku.”
― silviamnque

“Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik maka teranglah tubuhmu, juga seluruh hidupmu.”
― Jessica Huwae, Javier

“Ringkasan Sore; 1 pertanyaan menyatu antara 2 pasang mata, pada pukul 3 sore di saksikan 4 ekor pipit yang memiliki bayangan ke 5 dan saat 6 baris paragraf percakapan terputus semenjak kopi ini dingin kau diamkan pada 7 langkah berlalu

#andradobing”
― andra dobing

“Dalam Gerbong Kereta:

Siapa gerangan yang mampu
membungkam sebuah kata
yang terucap dari sebuah rasa
yang tercipta dari sepasang mata
yang saling memandang ?”
― Epaphras Ericson Thomas

“njebluge merapi ora sepiro dibanding njebluge ndhasku. urupe geni merapi mung koyo senthir nang ngarepe mataku. utekku umep plan gawe segoro mbludak....”
― neo wasiman

“njebluge merapi ora sepiro dibanding njebluge ndhasku. urupe geni merapi mung koyo senthir nang ngarepe mataku. utekku umep lan gawe segoro mbludak....”
― neo wasiman

“Wajah Ka’bah yg terekam dlm mataku yg terpejam,membuat air mata mengalir lagi.Aku sdg bergerak meninggalkan semua ini&blm tahu kpn kembali”
― Dian Nafi, Miss Backpacker Naik Haji

“Jantungnya mulai berderap ketika tangan kiri Erik menyentuh tangan kirinya yang memegangi leher kontrabas. Jantungnya berderap lebih cepat lagi ketika tangan kanan Erik menyilang di depannya. Esa memejamkan mata. Belum pernah ada pria berada sedekat ini dengannya.”
― Kusumastuti, Denting Lara

“El dudar destruye más ²õ³Ü±ðñ´Ç²õ de lo que fallar jamás podrá destruir.”
― Suzy Kassem, Rise Up and Salute the Sun: The Writings of Suzy Kassem

“Kalian sama sekali tidak memerlukan kelopak mata untuk memandang cinta sejatimu. Tidak memerlukan kelopak mata untuk mengenalinya. Ia selalu datang, tak pernah tersesat. (190)”
― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“matanya cantik betul, itu yang bikin jatuh cinta.”
― Prasetyo Kurniawan

“Nada rendah dan nada tinggi bergantian menggetarkan tempat tidurnya. Tinggi, menangis, meratap, mendayu-dayu, sampai matanya ikut basah mendengarnya. Matanya terbuka, ia tidak bermimpi. Suara itu benar ada.”
― Kusumastuti, Denting Lara

“jika mata dibalas mata, seluruh dunia akan buta.”
― nom de plume

“Jika cinta serupa gas air mata,
maka percayalah,
aku adalah mata para pendemo
yang selalu basah karenanya.”
― Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

“Mata adalah kamera, akal budi yang melihat.”
― Toba Beta, Master of Stupidity

“Mata adalah jebakan. Namun, kejujuran seringkali lahir di ketulusan sebuah tatapan.”
― Sapta Arif N.W., Bulan Ziarah Kenangan