Å·±¦ÓéÀÖ

Nama Quotes

Quotes tagged as "nama" Showing 1-9 of 9
Pramoedya Ananta Toer
“Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.”
Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations

“Rinai membelah langit. Hadirkan rintik menggelitik. Adakah di sana kau bertanya? Masihkah kau memandang hujan yang sama? Ingatkah saat kita basah bersama? Berdiri berhadapan. Saling bertatapan. Dalam gigil namaku kau panggil. Masihkah kau ingat nama itu...”
Devania Annesya, Queen: Ingin Sekali Aku Berkata Tidak

“Berdasarkan ketetapan prinsip akidah Ahli Sunnah wa al-Jamaah ini, maka perkataan 'Allah' bukan daripada perkataan atau bahasa manusia. Sebaliknya, ia adalah sebuah nama yang diketahui oleh manusia melalui wahyu yang datang kepada para rasul daripada Allah swt. Ini bererti, manusia hanya mengetahui bahawa lafaz Allah merupakan nama bagi zat Allah tetapi tidak mampu dikenali hakikat-Nya sebenar. Dalam erti kata lain, Allah swt sendiri yang memperkenalkan diri-Nya dengan lafaz Allah kerana hanya Dia sahaja yang Maha Mengetahui nama-Nya.”
Faudzinaim Badaruddin, Isu Penggunaan Kalimah Allah Oleh Agama Lain

“Mari berkenalan...
Aku adalah aku yang tak bernama
Aku bisa jadi teman mu, tak kunjung akrab karena kau tak tahu namaku,
Aku bisa jadi presiden
kalian tak akan mendemo ku, karena kalian tak tahu namaku,
Aku bisa jadi pelacur para bourjois, tapi tak ada yg memakai ku, karena kalian tak tahu namaku,

Aku ada di kaum bolshevik, mengangkat senjata, menembaki rahim ibu kalian...
Bungkam kalian tanpa membalas, karena tak tahu namaku,

Aku memang seperti itu ...
Tak bernama,,,
Tak bernama,,,
Tak bernyawa,,,
Tak bernama,,, Aku bisa jadi bos properti perumahan, nanti kalian ku usir hingga memelas mencari namaku,,,
Aku bisa menjadi ojek, lalu ku tabrak adikmu yang bersekolah itu,,,
Aku mampu duduk sejajar,dengan ayah mu di kursi DPR. menggorok leher nya saat pulas tertidur,
Menjadi supertor bola pun tak terhitung, mengutuk hakim garis karena tak mahir bercinta,
Tak ada yang menuntutku, palu hakim tak berbunyi di hadapanku, mereka tak tahu namaku,
Gadis cantik berkulit putih itu pun esok menjanda setelah ku beri anak ku pergi,
Akan ku buat ktp dengan mngosongkan kolom nama,
maklumi saja karena aku tak suka kau tahu dan sebut namaku”
andra dobing

“Harus diingatkan bahawa perbahasan lafaz Allah ini bukan dilihat daripada kacatamata ontologi, yakni persoalan siapakah Tuhan yang sebenar bagi seluruh alam ini termasuk manusia. Jawapan bagi isu ini amatlah jelas bahawa satu-satu Tuhan yang wujud ialah Allah swt dan tiada tuhan selain Dia. Jika perkara ini diakui oleh semua agama, maka sudah pasti tidak wujud perbezaan antara agama, sedangkan hal ini tidak sedemikian kerana kepercayaan terhadap Tuhan yang satu itu amat berbagai dan diakui oleh semua agama.

Oleh itu, kalimah Allah yang menjadi fokus ini sepatutnya dilihat daripada segi teologi (kepercayaan) dan apabila ahl ini ditelusuri, maka akan jelaslah perbezaan konsep setiap agama itu mengenai Tuhan. Kalimah Allah bukan hanya sekadar nama bagi Tuhan bagi umat Islam, tetapi ia menyentuh seluruh juzuk kepecayaan dan keyakinan terhadap ajaran Islam. Ia perlu dilihat dari pelbagai sudut agar satu kesatuan kefahaman bermula dari aspek teologi atau kepercayaan Islam dan situasi yang dihadapi oleh masyarakat Islam di Malaysia.”
Faudzinaim Badaruddin, Isu Penggunaan Kalimah Allah Oleh Agama Lain

“Secara ringkasnya, jelaslah bahawa lafaz Allah tidak sesuai, atau tidak layak, digunakan oleh agama-agama yang konsep ketuhanan mereka berbeza dengan ajaran Islam. Walaupun terdapat agama bukan Islam yang dikatakan mengandungi ajaran satu Tuhan seperti Yahudi, Kristian, Hindu dan Sikh, namun kefahaman mengenai konsep Tuhan Yang Satu mereka adalah berbeza dengan ajaran Islam. Dalam akidah Ahli Sunnah wa al-Jamaah, kalimah Allah itu membawa pengertian keesaan dan pengakuan terhadap keesaan Allah yang tulen serta tidak ada sesuatu yang serupa (syirik) dengan-Nya. Mana mungkin umat Islam memberi kebenaran kepada fahaman atau agama yang mensyirikkan Allah untuk menggunakan lafaz Allah kerana implikasinya terhadap pengertian lafaz Allah amatlah buruk! Tidakkah ini akan termasuk dalam golongan orang-orang yang mempermainkan nama Allah!”
Faudzinaim Badaruddin, Isu Penggunaan Kalimah Allah Oleh Agama Lain

Ahmad Fuadi
“Dulu ketika mencari-cari ilham untuk nama anak keduanya, dia mendengar sebuah lagu bahasa Inggris dengan irama yang menenangkan: "Don't worry, be happy". Dia sangat suka dan jadilah itu nama anaknya. Di akta kelahiran dia tuliskan dengan mantap: Donwori Bihepi. Panggilannya Hepi. Nama adalah doa.”
Ahmad Fuadi, Anak Rantau

Nukila Amal
“Jika saja nama tak merujuk pada makna, dan bukan budaknya. Jika saja nama adalah semata nama dan tak perlu mengemban kehendak apa-apa dibaliknya. Jika saja nama adalah cuma sekumpulan bunyi-bunyian kebetulan yang tak hendak menandakan apa-apa.”
Nukila Amal, The Original Dream

Titon Rahmawan
“Aku Pernah Memberimu Nama

Aku pernah memberimu nama, mungkin kau lupa. Apa arti sebuah nama? Kaupetik ungkapan itu dari sebuah buku dan aku hanya tersenyum mengiyakan.

Tapi aku menyukai nama yang aku berikan kepadamu. Meski sudah lama sekali rasanya aku tak menyapa dirimu dengan sebutan itu.

Seperti ada yang hilang dari almanak. Hari-hari tanpa jejak. Waktu yang tak lagi memberi kita sekadar jarak untuk menghitung lagi apa yang pernah saling kita beri.

Katamu, ini bukan tentang apa yang pernah engkau terima. Engkau tak merasa menyimpan apa-apa. Juga perasaan-perasaan yang dulu pernah aku titipkan kepadamu.

Sebuah buku yang lusuh berisi potret kelabu. Mungkin perjalanan, mungkin juga kenangan. Beberapa penggal puisi yang tak lagi mampu menyembunyikan dirinya dari air mata.

Dan lukisan wajah senja yang mengabur saat matahari perlahan tenggelam di dalam hitam bola matamu tak lagi mengingat namaku.”
Titon Rahmawan