Å·±¦ÓéÀÖ

Sajak Quotes

Quotes tagged as "sajak" Showing 91-120 of 150
“Kelak siapa pun kamu,
aku ingin mempuisikan mu dengan kata yang sederhana,
dan mencintaimu dengan rasa yang membahana


#andradobing”
andra dobing

“Seakan langit pecah menangis membasahi bumi
Gedung tinggi yang menjulang
Ialah saksi bisu dari
Rindu yang tenggelam.”
silviamnque

“tak ubah nya hantu di keramaian,
tatapannya, seolah berkata ;
Setiap perlakuan, ada harga yang harus di bayar anak adam
Walau tuntas pun tak kan membuat surga di hati para pendendam.
.
.
.
.
#andradobing”
andra dobing

“aku tak pandai bersajak
karena mungkin aku budak
pada harapanku yang tak pernah memihak”
andra dobing

“akhirnya aku tertunduk lesu, setelah kepergian mu, di iringi dinginnya kopi di malam minggu”
andra dobing

“mencintai itu menyenangkan. biar kau disakiti dengan rindu yang terus menghujam, dan pada akhirnya, tidak kau miliki muara rindu mu itu, menyenangkan”
andra dobing

“kita adalah pesta di bumi, yang bunyinya mati di bawah nisan”
andra dobing

“kepada sisa kata mu yang masih bungkam, dan dilema pada ujung pena mu, lirih saja berbisik ; tundukkan segala riuh perkara hati mu
~andra dobing”
andra dobing

“Sesungguhnya malam lah sahabat yang setia, dia selalu datang menemanimu kala yang lainnya terlelap.”
sajak

“dan sedih mu juga mengenang di kelopak mataku,
lalu turun membasahi pipi,
duka mu selalu menjadi kisah yang tetap ku tabahkan”
andra dobing

“Doa ku seakan paku di peti mati mu. Tajam mendalam.

Menembus dadamu,
menjelma dunia rapuh, penuh kegelisahan tak berarti .
.
#andradobing”
andra dobing

“PastI, kita akan bertemu kan, dengan apa adanya, dengan canda yang kita pendam lama, dengan gemuruh angin yang lama tak kita hembuskan

#andradobing”
andra dobing

Alfin Rizal
“Ketika pelukis menikah dengan seni, mereka beranak lukisan, kurator menjadi bidannya. Ketika cintaku menikah dengan cintamu, kita beranak cinta, namun tanpa bidan. Sebab cinta memang begitu.”
Alfin Rizal

“AKU DAN ANGIN

Aku dan angin sering berselisih paham,
ia sering merayu untuk dikejar saat aku sedang lelah,
tapi malah sembunyi saat aku penuh semangat.
aku sungguh tak mengerti soal pertengkaran ini,
tetapi aku juga tidak membenci angin,
karena selesainya pasti kami akan berdamai.”
EPAPHRAS ERICSON THOMAS

“REMBULAN ITU MALU

Di suatu waktu
ketika sejumlah insan masih terjaga,
menanti fajar melepas rindunya
kepada penghuni kolong langit.

aku melihat sosok rembulan
bersolek tak seperti biasanya.
ada yang berbeda,
ia tampak kemerahan;
mungkin karena dirinya
sedang tersipu malu.

bagaimana tidak,
adalah sebuah keindahan
saat matahari berjumpa dengan sang rembulan
pada jarak yang sangat dekat;
seperti halnya setiap orang
yang telah lama jauh
menemui kekasihnya kembali.

"tapi...", kata bunga rumput;
"hal penting seringkali tak terlihat dari mata", lanjutnya.”
EPAPHRAS ERICSON THOMAS

T. Alias Taib
“pagi itu sebuah buku sajak malaysia
seperti seorang perawan tersipu-sipu
di dalam pelukan seorang penyair kampung
yang kerdil dan terpencil

(sebuah buku sajak malaysia)”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci

“SENJA DI PAGI HARI

Aku merindukan senja di pagi hari,
suasana sejuk yang telah lama memberikanku hangat;
sembari aku menjadi bisu,
melihat lembaran kering gugur dari asalnya,
sampai secangkir kopi telah menjadi sisa;

"sebentar", sapa angin;
"bukankah dirimu tak menyukai kopi?", lanjutnya lirih;
aku hanya mengangguk,
tapi karena pahit aku dapat mengenal manis.”
EPAPHRAS ERICSON THOMAS

“TERIAK SI BISU

Sore itu, aku berdiri di pinggiran
lorong gelap tidak bernama;
meraba buta mencari sisa-sisa harmoni
yang lama hilang bersama ketukan waktu,
hingga akhirnya aku harus berpisah
dengan bayang-bayangku sendiri.”
EPAPHRAS ERICSON THOMAS

“ANGAN

Kuamati beberapa helai daun tampak gelisah,
mungkin karena telah datang waktunya
untuk berpisah dari ranting pohon itu,
jatuh, kering, terurai, atau membusuk;
kemudian menyatu kembali bersama tanah
yang telah lama menjadikannya hidup.”
EPAPHRAS ERICSON THOMAS

Lee Risar
“Senja yang jatuh di atas pantai ini
Seperti cinta yang terperangkap dalam kerinduan
Berkeredapan kemilau cahayanya
Menguning seperti sajak-sajak yang matang
Dan kata-kata yang ranum”
Lee Risar, Kata: Antologi Puisi

Ready Susanto
“cinta mulanya: kesunyian ini
lalu ikrar yang suci
“kupasrahkan rusukku demi engkau,
°ì±ð°ì²¹²õ¾±³óâ€�
dan Tuhan meniupkan: jadilah!
maka jadilah”
Ready Susanto, Surat-Surat dari Kota

Ready Susanto
“kenyataan indah, sahabat
seperti kenangan yang dibicarakan
di hari-hari kemudian”
Ready Susanto, Surat-Surat dari Kota

“dan saat horizon jingga merengkuh sore ini,
ku tafsirkan lewat sebaris ingatanku, hati ku telah kau ambil di seduhan kopi terakhir”
andra dobing

“Sesungguhnya malam lah sahabat terbaik, sebab dia selalu ada disaat yang lain terlelap.”
yunus susilo

“Adalah hamba yang diberi karunia oleh Nya, dan aku berusaha menjaga mata ibuku, dari hal-hal yang mengecewakannya
#andra dobing”
andra dobing

Ready Susanto
“hidup adalah keindahan masa sekarang
dan harapan-harapan akan datang”
Ready Susanto, Surat-Surat dari Kota

“Aku; ialah sajak kusut yang siap larut beriringan dengan air mata yang surut.”
Dina Zettira Putri

“Bukan mahu dendam, kadang hanya dengan mengingati kekejaman dan keperitan, bisa menjadikan kau kuat. Bukan mahu dendam, tetapi mengenang kebaikan dan kemanisan mengikat kau ke masa belakang. Bukan mahu dendam, cuma acap kali teringat kemanisan airmata berguguran merindukan. Bukan mahu dendam, biarlah luka itu aku terima tapi ku ulang, agar hati kering, untuk langkah ke hadapan.”
mardia

“Letak baja lama-lama,
dari benih sampai berbuah,
sudah rimbum,
masak ranum,
dan kau datang bergeromobolan,
bersama lanun-lanun,
cantas segala,
makan ramai-ramai,
biarkan aku kempunan terliur,
melihat keraihan,
makan buah!”
mardia

Alfin Rizal
“AKU

Tanpa daya
Pura-pura
Dicumu nafsu
Enggan terasing

2015”
Alfin Rizal, Lisan Tulisan